Tadi pagi aku berjumpa dengan beberapa calon alumni. Belakangan mereka dan teman-teman seangkatannya memang kerap hadir ke sekolah. Mereka datang ke sekolah dengan keperluannya masing-masing, salah satunya mengurus berkas-berkas persyaratan mendaftar di sekolah impian. Melihat mereka menarik rasa ingin tahuku tentang sekolah tujuan berikutnya. Secara random aku bertanya pada mereka. Itu sah-sah saja. Mereka memiliki pilihan yang beragam. Pada dasarnya mereka dan orang tuanya pasti menginginkan bisa bersekolah di sekolah yang terbaik. Tentunya juga mereka pasti memilih sekolah sesuai kemampuan anak dan kemampuan ekonomi orang tua. Ada pula pertimbangan-pertimbangan lainnya yang masuk daftar analisis SWOT. Aku sebagai guru mereka pun berharap alumni bisa melanjutkan pendidikan di sekolah yang terbaik. Untuk bisa sampai kepada cita-cita, mereka membutuhkan jembatan yang berkualitas, jembatan terbaik. Barangkali hal inilah yang juga menjadi dasar pertimbangan seorang guru SDku memberikan saran untukku. Siang itu aku dan teman seangkatan sedang mengurus persyaratan mendaftar SMP. Kami duduk merapikan dan mengecek berkas di teras ruang guru nan teduh. Guruku yang saat kelas IV-U dan kelas V-U adalah wali kelasku, menghampiriku. "Sedang mengurus apa, Ardi?" tanya beliau. "Kami sedang mengurus berkas untuk mendaftar SMP, Bu." jawabku. "Ardi mendaftar di SMP mana? SMP mana yang menjadi pilihan pertama?" tanyanya. "Saya memilih SMP A, SMP B, dan SMP C, Ibu. SMP A menjadi pilihan pertama." jelasku. "Mengapa seperti itu Ardi? Berapa NEMmu?" tanyanya menyelidik. "Memangnya ada apa, Ibu? NEM 45,25." "Ardi, NEMmu 45,25. Mengapa kamu tidak memilih SMPN 1 Denpasar?" tanyanya. "Saya tidak paham, Bu. Tempatnya juga jauh kan, Bu? "Rumahmu ke SMPN 1 Denpasar tidaklah jauh. Apalagi kamu sudah terbiasa mengendarai sepeda gayung." ujar beliau. "Benar, Bu. Nanti didiskusikan dengan orang tua dulu ya Bu." jawabku. "Ardi, kamu perlu mengetahui bahwa syarat NEM minimal untuk bisa diterima di SMPN 1 Denpasar adalah 44,75. Sedangkan NEMmu 45,25. Persyaratan NEM sudah kamu penuhi. Mengapa kamu tidak memilih SMPN 1 Denpasar sebagai pilihan pertama? Itu sekolah unggulan Bali. Di tingkat nasional pun memiliki nama. Kamu punya kemampuan, Ardi. Kamu memiliki modal. Kamu pasti diterima di sana." beliau memberikan penjelasan. Mendengarkan penjelasan beliau, aku menjadi tergugah. Pada umumnya, NEM menjadi syarat utama. NEMku sangat memenuhi syarat. Beliau pun sangat yakin aku memiliki kemampuan sekolah di sana. Aku mulai goyah pada pilihan-pilihan sekolah yang telah aku tuliskan di formulir. Diskusi dengan orang tua pun dilakukan. Mereka menyerahkan kepadaku. Mereka sudah memberikan kepercayaan kepadaku untuk memilih sekolah karena mereka yakin aku pasti memilih yang terbaik. Mereka yakin dengan kemampuan akademikku. Orang tuaku siap menyediakan dananya meskipun harus bekerja ekstra. Akhirnya aku memutuskan memilih SMPN 1 Denpasar sebagai pilihan pertama. Begitulah awal mula aku memilih SMP Negeri 1 Denpasar sebagai kawah candra dimuka pendidikanku setelah lulus SD. Padahal untuk sampai di SMPN 1 Denpasar memerlukan waktu tempuh sepeda gayung 30 menit (pulang pergi 60 menit). Sedangkan ada 3 sekolah negeri lainnya yang waktu tempuhnya sekitar 5-15 menit dari rumah. Aku bersyukur beliau memberikan saran padaku. Tanpa saran darinya, bisa jadi aku telah membuang pengalaman berharga. Aku pun berbagi pengalaman ini kepada calon alumniku, siswaku untuk selalu berjuang mewujudkan cita-cita dengan kemampuan maksimal yang dianugerahkan Tuhan. Terima kasih, Ibu yang juga hadir dalam pernikahanku.🙏 #TantanganMenulisGurusiana (Hari ke-98)